Tuesday, January 11, 2011

Tafsir Surat Al Qalam

Hari ini dari pengajian Dzuhur bersama Ust. Amir Faisol Fath, tentang Tafsir Surat Al Qalam.

Seperti biasa mohon maaf, saya tidak hadir dari awal, dan pulang sebelum ceramah selesai :-)

Dalam surat Al Qalam diceritakan tentang suami istri salih pemilik kebun buah-buahan. Setiap waktu panen tiba, suami istri tersebut tidak pernah memetik buah-buahan dari kebunnya, sebelum memanggil semua orang miskin dan meminta mereka mengambil sesuai dengan hak mereka.

Sampai akhirnya sang Ayah meninggal. Anak-anak yang ditinggalkan mulai mempertanyakan kebiasaan Ayah mereka. Menurut mereka, dengan cara itu, bisa saja mereka menjadi tidak mendapat bagian.

Maka mereka pun membuat rencana, untuk memanen dulu buah-buahan di kebun, sebelum orang-orang miskin datang.

Di malam hari mereka bersepakat, untuk bangun sepagi mungkin. Mereka berharap agar mendapat kekayaan yang lebih banyak. Mereka melakukan ini tanpa istisna, tanpa menyebut ”Insya Allah”.

Hikmah 1 :
Jika kita bertekad dalam urusan apa pun, ingatlah untuk menyebut Insya Allah

Hikmah 2 :
Kepada orang yang berniat jahat, ditambah dengan terlalu yakin akan terjadinya sesuatu, Allah akan marah.

Maka, Allah menurunkan api ke kebun tersebut, api yang mengelilingi kebun itu. Sebuah api yg ganas, langsung datang dari Allah SWT. Api itu berputar membakar seluruh kebun, hingga tidak tersisa sama sekali.

Ust. Faisol pernah berkunjung ke San'a. Di sanalah kebun itu berada, yaitu Ardhul Jannatain, atau Kampung 2 Kebun. Di sana terlihat satu kampung yang seluruhnya berupa arang, dengan ada patahan kayu hangus. Tidak ada rumah sama sekali.

Di tempat itu pernah dilakukan penelitian oleh arkeolog, dan ditemukan bukti-bukti bahwa tempat itu pernah terbakar, ratusan tahun yang lalu.
Rasulullah bersabda kalau di tempat yang diturunkan azab, agar jangan lama-lama berdiam, segeralah pergi. Maka sampe sekarang tidak ada yang tinggal di kampung itu.

Kembali ke tafsir surat Al Qalam.

Kampung itu menjadi hitam legam seperti malam gelap gulita
Hal itu terjadi di waktu itu mereka semua sedang tidur.

Di pagi hari mereka bangun, saling memanggil.
”Ayo berangkat pagi-pagi, kita akan memetik buah.”
Mereka pun berangkat, sambil bersembunyi, membungkukkan kepala, berbisik, agar tidak sampai diketahui orang sekitarnya. Agar orang miskin tidak datang ke sana.

Mereka datang dengan keyakinan bisa memetik buah itu.

Hikmah 3 :
Setiap jiwa yang jahat selalu bersemangat, penuh keyakinan. Dan biasanya untuk mendapatkan kebaikan, orang jarang bersemangat.

Ketika mereka sampai dan melihat kebunnya. Mereka berkata, ”Kami sesat, salah jalan, ini bukan kebun kita.”
Kemudian salah satu dari mereka mencoba melihat, dan akhirnya sadar bahwa itu kebun mereka. ”Benar ini kebun kita, tapi kami sudah tidak kebagian”

Hikmah 4 :
Niat jahat jika sudah sampai menjadi tekad, sekalipun tidak tercapai, dosanya sama dengan kejahatan itu, dan Allah dapat langsung memberi azab.
Jika kita berniat buruk, tetaapi dibatalkan, tidak akan dicatat sebagai keburukan.
Jika kita berniat buruk lalu batal tetapi bukan karena kehendak kita, maka tetap dicatat sebagai melakukan kejahatan.

Kemudian, salah satu dari mereka yang paling baik, yang sebenarnya pada malam sebelumnya sudah mengingatkan untuk jangan melakukan hal itu, berkata, ”Bukankah sudah kuperingatkan, jangan lakukan itu, dan ucapkan tasbih.” Maka seketika mereka pun bertasbih.

Hikmah 5 :
Jika kita melihat nikmat, ucapkan tasbih.
Jika kita berdosa, segera bertasbih.

Seperti ketika Nabi Yunus masuk ke dalam perut ikan. Beliau bertasbih, sehingga terdengar oleh malaikat, maka Allah pun mengeluarkan beliau dari perut ikan.

Demikian kajian dzuhur kali ini, semoga bermanfaat :-)

No comments:

Post a Comment