Sunday, March 6, 2011

Wahai Ibu, Kuatlah!

Kemarin anak saya yang kelas 3 dan 5 SD ada acara menginap di sekolah.

Saya selalu sangat gembira menyambut acara ini. Anak-anak belajar mandiri dan mengelola berbagai keperluannya sendiri. Hidup bersama teman dan guru, terpisah dari orang tua yang senantiasa membantu.

Dan yang paling saya suka adalah mereka belajar hidup dalam lingkungan yang tertata secara Islam. Shalat pada waktunya secara berjamaah dan shalat tahajjud.

Dalam beberapa kali acara mabit ini, saya kemungkinan termasuk ibu yang paling cuek. Saya lepaskan mereka pagi hari di rumah berangkat dengan supir, dengan segala perlengkapan menginap. Lalu saya jemput lagi keesokan paginya.

Sedangkan ibu-ibu lain terlihat cukup heboh, mengkhawatirkan bagaimana nanti mereka mandi, apakah mereka memakai baju tangan panjang ketika kegiatan malam, apakah boleh ditengok sesering mungkin, dan sebagainya, dan sebagainya :-)

Sedangkan "intervensi" saya yang paling jauh adalah mengirimkan SMS kepada guru, memastikan anak saya baik-baik saja. Saya belum pernah sampai menengok mereka di sekolah, apa lagi sampai beberapa kali dalam semalam.

Namun itu bukan berarti saya tidak sayang, tidak peduli dengan keadaan anak-anak saya. Justru saya menyayangi mereka dengan memberikan kepercayaan. Saya percaya bahwa mereka bisa mandiri, bahwa mereka bisa mengatur diri sendiri, bisa memutuskan mana yang terbaik untuk mereka dalam skala menginap semalam.

Dan bagi saya, persoalan-persoalan yang dihadapi justru merupakan latihan bagi mereka menghadapi hidup. Bahwa segala sesuatu tidak selalu berjalan mulus.

Bahwa antri untuk mandi memang kadang-kadang terjadi, dan harus dinikmati. Bahwa baju-baju kotor harus dilipat dan dimasukkan ke plastik agar tidak mengotori baju bersih. Bahwa handuk basah harus dipisah dengan baju kering. Bahwa tidur di lantai di ruangan ber-AC itu dingin, dan mereka harus menggunakan kantong tidurnya. Bahwa walaupun ada teman yang berisik, kita harus mencoba untuk tidur.

Bagi saya menginap semalam ini adalah tahap persiapan untuk kemandirian berikutnya. Menginap bermalam-malam, kos, atau sekolah di pesantren. Dan itu tidak lama lagi. Jika dimulai di SMA, untuk anak saya yang kelas 5 SD, artinya 4 tahun lagi. Jika dimulai ketika kuliah, artinya 7 tahun lagi.

Dan finalnya, hidup mandiri selamanya. Juga tidak lama lagi, 12 tahun lagi saja.

Maka, ayolah Ibu, kuatlah. Lepaskan anakmu. Agar dia menjadi manusia yang mandiri, bisa menyelesaikan persoalannya sendiri.

Kita berpacu dengan waktu. Jangan biarkan rasa sayang kita justru menjadi belenggu bagi kemandirian mereka. Kita tidak mungkin akan bisa mendampingi mereka selamanya. Dan juga dalam kondisi yang belum bisa sama sekali kita bayangkan.

Kuatlah Ibu, agar anakmu menjadi manusia yang kuat.

Menghadapi Takdir Perubahan

Jumat lalu, pengajian di kantor diisi oleh Ustadzah Herlini Amran, dengan topik "Takdir Perubahan", berikut sedikit catatan saya, semoga bermanfaat : -)

Al An'am ayat 59 :
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Sesungguhnya segala sesuatu terjadi pasti Allah ketahui dan hanya dapat terjadi karena kehendak Allah.

Termasuk juga perubahan.

Dalam hidup perubahan adalah keniscayaan.Yang penting dalam Islam adalah bagaimana kita menyikapi.

Perubahan yang paling dahsyat adalah kehilangan nyawa, terutama orang yang selama ini selalu bersama kita. Pada perubahan lain, seperti perubahan dalam pekerjaan, pindah lokasi tugas, bahkan pensiun dini pun, kita masih memiliki pilihan.

Begitu dahsyatnya perubahan, Allah menurunkan banyak surat makiyyah, dengan ayat-ayat tentang perubahan. Agar manusia memikirkan dan memaknai perubahan. Dari yang dulu jahiliyah menjadi dalam petunjuk Allah.

Kita harus hati-hati dan sungguh-sungguh dalam menghadapi perubahan. Jangan lalai dan lengah, karena setan selalu mencari peluang untuk bermain.

Segala kejadian yang terjadi pada kita, secara umum disebut takdir.

Terdapat dua macam takdir.

Yang pertama adalah takdir mubrom. Yaitu takdir yang harus kita terima, yang ditetapkan dalam wewenang Allah.

Yang kedua adalah takdir muallaq. Yaitu takdir yang ditentukan oleh pilihan kita. Pilihan yang sudah kita pilih itulah yang menjadi takdir kita.

3 hal penting dalam menghadapi takdir :

1. Ikhlas, bahwa pilihan yang akan kita pilih adalah sudah Allah berikan yang terbaik. Ikhlas dilakukan bukan diucapkan.

2. Sabar, identik dengan ketabahan, keuletan, kegigihan, teguh pendirian, konsistensi. Tetap berusaha barangkali ada yang bisa kita ubah.

3. Syukur, bahwa dibandingkan dengan yang lain, sesungguhnya yang kita alami jauh lebih baik.

4. Doa, karena doa dapat mengubah takdir.

Jika kita menerima sesuatu yang tidak disukai, jangan pernah ucapkan "seandainya".
Yakinlah bahwa, "Ini takdir Allah, apa yg Allah kehendaki pasti terjadi".
Ucapkan, "Qadarallah, wa ma sya'a fa'ala"

Menerima segala kejadian adalah bagian dari rukun iman, yaitu beriman kepada qadha dan qadar, sehingga merupakan ujian bagi tingkat keimanan kita. Hati-hati karena syetan dapat masuk untuk menggoda, membuat kita berselisih, tidak syukur, atau tidak sabar. Dan hal ini berlaku juga untuk hal yang kecil, kejadian sehari-hari dalam hidup kita, seperti salah memilih jalan ternyata macet.

Dalam takdir muallaq, setelah kita pilih itulah yang menjadi takdir kita.

Yang harus juga diingat, takdir melalui proses dan hasil, hukum sebab akibat. Misalnya, kita meminta mangga, maka kita harus berusaha menanam mangga, dan merawatnya. Hasilnya, bisa berhasil atau gagal, itu adalah takdir.

Yang diperintahkan Allah kepada kita adalah beramal, berbuat, usaha, bergerak, beraktivitas. Hasilnya, serahkan pada Allah.

Apa yang menimpa bagi orang beriman pasti baik baginya. Jika baik ia bersyukur, jika buruk ia bersabar.

Harus diyakini bahwa hikmah pasti ada. Segala sesuatu bergantung bagaimana prasangka kita pada Allah. Kita harus berpandangan positif. Hindari hal negatif agar takdirnya tidak negatif.
Harus kita yakini bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik bagi kita.

Usia, sudah Allah takdirkan. Namun, kita tidak mengetahui berapa takdir usia kita itu. Maka, kita harus terus berusaha. Karena tidak ingin takdir buruk, kita berdoa yang baik. Kita melakukan silaturahim dapat memperpanjang umur, memperbanyak rezeki. Kita mengikuti petunjuk kesehatan untuk memperpanjang umur, karena selalu ada hukum sebab akibat.
Tugas kita menjaga agar terjadi sebab-sebab yang baik, tetapi apa yang akhirnya Allah berikan, itulah yang menjadi takdir kita.

Jika kita tidak menerima takdir, jiwa bisa terganggu, stress.
Kita sebaiknya senantiasa berdoa , "Allahumma inna naudzubika min su'I'll qada".
Yang artinya, "Ya Allah hindarkan aku dari takdir yang buruk".

Membandingkan dengan orang lain diperbolehkan, dalam konteks berlomba dalam kebaikan. Bukan membandingkan dalam takdir untuk menyesali.

Salah satu cara mengubah takdir adalah bertawassul dengan amal kita. Memohon dengan mengandalkan amal soleh kita. "Ya Allah, aku telah bersedekah dengan ikhlas, berikanlah aku kemudahan dalam urusan ini". Dengan tawassul ini, di dunia kita memperoleh balasan, insya Allah juga di akhirat.

Tuesday, March 1, 2011

When I See You Smile - Dibayangkan Dengan Cara Lain

Ini sebenernya lagu cinta, di jaman saya masih muda dulu *halah..
Tapi teksnya bisa diarahkan jadi lagu spiritual, memberi semangat, dengan kita ganti "you" nya dengan Allah..
Walaupun kita tidak bisa mengandaikan Allah tersenyum, saya coba bayangkan ketika itu Allah ridha dengan yang kita jalani..

Selamat membayangkan dan selamat bersemangat.. :-)

Oya saya ambil liriknya dari googling, mohon maaf kalau ada salah2 kata..

When I See You Smile
Bad English

Sometimes I wonder
How I'd ever make it through,
Through this world without having you
I just wouldn't have a clue

'Cause sometimes it seems
Like this world's closing in on me,
And there's no way of breaking free
And then I see you reach for me

Sometimes I wanna give up
I wanna give in,
I wanna quit the fight
And then I see you, baby
And everything's alright, everything's alright

When I see you smile
I can face the world,
oh oh, you know I can do anything

When I see you smile
I see a ray of light,
oh oh, I see it shining right through the rain

When I see you smile
Oh yeah, baby when I see you smile at me

Baby there's nothing
in this world that could ever do
What a touch of your hand can do
It's like nothing that I ever knew

And when the rain is falling
I don't feel it, 'cause you're here with me now
And one look at you baby
Is all I'll ever need, you're all I'll ever need

Chorus

Sometimes I wanna give up
I wanna give in,
I wanna quit the fight
And then I see you baby
And everything's alright, everything's alright
So right...